Seni Tradisional
Musik
Pertunjukkan musik tradisional Korea mementingkan improvisasi, berjalan terus-menerus, serta sedikit jeda dalam setiap pertunjukkannya. Pansori contohnya, dapat berlangsung sampai lebih dari 8 jam dengan hanya satu penyanyi.Kontras dengan perbedaan alunan musik barat, sebagian besar pertunjukkan musik tradisonal Korea dimulai dari gerakan (alunan) yang paling lambat sampai paling cepat.
Musik istana, Jeongak, pada zaman dahulu dipentaskan oleh masyarakat kelas atas. Jeongak dimainkan dengan sangat lambat, dengan hanya satu ketukan dalam setiap 3 detik. Ketukan ini diselaraskan dengan kecepatan nafas, sehingga berasa statis (monoton). Alat musik yang digunakan dalam pementasan Jeongak dibuat dari bahan alam, sehingga suaranya lembut dan tenang. Hampir semua alat musik tiup dibuat dari bambu, sedangkan alat musik petik memiliki senar yang dibuat dari sutra.
Alat musik tradisional Korea dapat dibagi menjadi alat musik tiup, petik (memiliki senar), dan perkusi. Beberapa jenis alat musik tiup: piri, taepyeongso, daegeum, danso, saenghwang dan hun. Alat musik petik: kayageum, geomungo, ajaeng, serta haegeum.
Alat musik perkusi tradisional Korea sangat beragam, seperti kwaenggwari, jing, buk, janggu, bak, pyeonjong, dan sebagainy
Tarian
Seperti halnya musik, ada perbedaan dalam bentuk tarian antara rakyat kelas atas (tarian istana) dan kelas rakyat biasa. Tarian istana yang umum contohnya jeongjaemu yang dipentaskan dalam pesta kerajaan, ilmu yang dipentaskan dalam upacara Konfusius. Jeongjaemu dibagi dalam jenis yang asli dari Korea (hyangak jeongjae) dan jenis yang dibawa dari Tiongkok (dangak jeongjae). Tarian lainnya adalah tarian Shamanisme yang dipentaskan oleh dukun dalam upacara-upacara tertentu.
Pungmul, pungmulnori atau nong-ak (harfiah "musik petani"), adalah jenis musik tradisional rakyat Korea yang memasukkan unsur permainan alat musik perkusi, tarian, akrobat dan nyanyian.Awalnya permainan musik pungmul bermula dari kebiasaan para petani pada zaman dahulu. Pada saat para petani mengerjakan lahan pertanian, mereka memainkan berbagai alat musik untuk meringankan beban bekerja dan mengurangi rasa lelah. Musik dimainkan sebagai pengiring doa dan ritual kepada Tuhan agar hasil pertanian dapat diberkati dengan kelimpahan serta dilindungi dari serangan hama. Lama-kelamaan, pungmul dimainkan sebagai kelompok musik petani pada saat diadakan festival-festival di daerah pedesaan.
Elemen yang utama dari pungmul adalah permainan alat musik perkusi. Setiap kelompok pemusik memiliki satu atau lebih pemain kkwaenggwari (gong kecil), sogo (genderang kecil), janggo (gendang jam pasir), buk (gendang besar), dan jing (gong besar). Alat musik tiup yang bernada tinggi juga dimainkan untuk mengiringi seperti taepyongso dan nabal.
Terdapat beragam jenis pungmul di Korea berdasarkan daerahnya masing-masing, yakni Wootdari Pungmul dari Gyeonggi, Chungcheong, Yeongnam Pungmul dari wilayah Jeolla, wilayah Gyeongsang Selatan dan tenggara, dan Yeongdong Pungmul dari daerah Gangwon. Setiap permainan pungmul dari wilayah-wilayah ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Uumumnya permainan pungmul menampilkan Pangut dimana para pemain alat musik membentuk kelompok dan menari serta melakukan akrobat. Para penari memakai sangmo, topi dengan pita panjang dan secara individu menarikan tarian sesuai alat musik yang dimainkan, seperti sogochum (tari genderang kecil), jangguchum (tari genderang panjang), bukchum (tari genderang besar) serta menampilkan sangmonori, yakni memainkan pita panjang dengan berputar-putar.
Ritual pungmul yang dilaksanakan untuk memohon berkat dari Tuhan dinamakan binari ("berdoa") yang terdiri atas sekitar 15 orang pria yang memainkan alat musik dan menyanyikan syair dengan irama cepat. Pada zaman dahulu binari khusus dipanjatkan untuk memohon keberkatan dan ketentraman manusia, serta kelimpahan panen. Kelompok pungmul memanjatkan doa dengan mengunjungi setiap rumah tangga di desa pada awal tahun baru Imlek. Pada saat ini ritual binari dilaksanakan sebagai pembuka dalam permainan Samulnori dan mendoakan keamanan para penonton di tahun baru atau saat sebelum mengadakan suatu upacara khusus
Lukisan
Lukisan paling awal yang ditemukan di Semenanjung Korea adalah jenis petroglif yang berasal dari zaman prasejarah. Dengan datangnya kebudayaan dan agama Buddha dari Cina, maka teknik melukis menjadi semakin beragam, namun tidak menghilangkan cara asli.
Objek-objek yang biasa dilukis umumnya dipengaruhi alam, contohnya pemandangan, bunga dan burung. Lukisan digambar dengan tinta diatas kertas pohon mulberi atau sutera.
Pada abad ke 18 berbagai teknik baru dikembangkan, terutama dalam menulis indah (kaligrafi) dan ukiran-ukiran cap.
Kerajinan tangan
Kerajinan tangan Korea umumnya dibuat untuk digunakan dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan khas Korea umumnya metal, kayu, kain, tanah liat, kaca, kulit dan kertas.Artefak kerajinan prasejarah seperti tembikar merah dan hitam memiliki banyak kesamaan dengan tembikar Tiongkok kuno yang ditemukan di sekitar wilayah kebudayaan Sungai Kuning.
Dalam masa dinasti Goryeo, pembuatan kerajinan yang menggunakan bahan perunggu kuningan (logam) kuningan berkembang pesat. Selain itu dinasti ini juga terkenal akan kerajinan seladon (keramik) yang indah.
Pembuatan kerajinan pada masa Dinasti Joseon berkembang pesat yakni kerajinan keramik, ukiran kayu, serta benda-benda furnitur.
Tembikar dan keramik
Penggunaan tanah liat dalam masyarakat Korea sudah berlangsung sejak zaman neolitikum dalam bentuk pembuatan tembikar dan keramik. Kerajinan tembikar berkembang pesat pada masa Tiga Kerajaan terutama di kerajaan Silla. Untuk membuat seladon (cheongja) berwarna, digunakanlah proses deoksidasi, dimana seladon dibakar dalam tungku yang dibuat khusus. Permukaan seladon dihiasi dengan berbagai ukir-ukiran.
Seladon khas Dinasti Goryeo, yang berwarna giok hijau, sangat terkenal hingga saat ini. Dinasti Joseon juga mengembangkan kerajinan keramik putihnya (baekja). Beberapa dari keramik-keramik ini kini dijadikan harta nasional Korea Selatan.
Kehidupan
Rumah
Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.
Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.
Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.
Taman
Taman korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Cina, rancang bangunnya memiliki keunikan tersendiri.
Karakterisitik taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Cina dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur pelengkap.
Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang.
Taman-taman yang terkenal:
- Poseokjeong dan Anapji, taman dari Silla, terletak di Gyeongju
- Huwon, yang berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul
Pakaian
Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.
Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.
Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.
Kuliner
Bentuk kuliner Korea dipengaruhi oleh kebudayaan pertanian mereka. Makanan pokoknya adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea adalah beras, gandum dan kacang-kacangan. Hasil laut pun melimpah seperti ikan, cumi-cumi dan udang, sebab Korea dikelilingi 3 lautan.
Kuliner Korea sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya adalah kimchi dan doenjang. Makanan fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin.
Beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari, ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue beras yang berwarna-warni.
Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya karena melarang penggunaan 5 jenis bumbu yang biasa dipakai seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang, rocambole (sejenis bawang), bawang perai, jahe serta daging.
Makanan kerajaan (surasang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.
Teh
Teh diperkenalkan di Korea dari Cina sejak lebih dari 2000 tahun lalu ketika agama Buddha disebarkan. Teh digunakan dalam upacara-upacara persembahan. Bentuk kebudayaan teh bangsa Korea terukir dalam upacara teh Korea (Dado).Festival
Kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar.Kalender Korea dibagi dalam 24 titik putaran (jeolgi) yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan digunakan untuk menentukan masa tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman dahulu, namun pada saat ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea tahun 1895, tapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih didasarkan pada sistem kalender lunisolar.[3] [4]
Festival terbesar di Korea antara lain:
- Seollal, imleknya Korea yang jatuh tepat bersamaan dengan tahun baru Cina.
- Daeboreum, festival bulan purnama pertama
- Dano, festival musim semi
- Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan
Permainan
Banyak sekali permainan khas Korea seperti:- Baduk, igo versi Korea. Baduk sangat populer di kalangan orang tua.
- Janggi, versi lama dari catur Tiongkok, Xiangqi
- Yut, permainan keluarga yang sering dimainkan saat festival
- Ssangnyuk, backgammon versi Korea
- Chajeon nori, permainan tradisional perang-perangan antara dua kelompok orang
- Ssireum, bergulat
- Tuho, permainan melemparkan anak panah ke dalam pot
- Geunetagi, permainan ayunan besar
- Seokjeon, permainan melempar batu
- Gakjeo, gulat asal zaman Tiongkok kuno
Situs Warisan Dunia
Ada beberapa situs-situs bersejarah Korea yang dijadikan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.Kuil Jongmyo
Kuil Jongmyo yang terletak di jantung kota Seoul dijadikan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1995. Kuil ini dibangun untuk menyimpan tablet-tablet memorial anggota mendiang penguasa (Dinasti Joseon) yang didasarkan pada tradisi Konfusianisme. Setiap tahun pada bulan Mei diadakan upacara Jongmyo (Jongmyo Daeje) yang menampilkan upacara persembahan dan tarian. Pertama dibangun tahun 1394 dan terbakar tahun 1592 ketika Jepang menyerang Korea, lalu pada tahun 1608 dibangun kembali. Kuil ini berisi 19 buah tablet memorial para raja dan 30 tablet ratu yang ditempatkan di dalam 19 buah kamar.Istana Changdeok
Changdeokgung atau “Istana Kebajikan Mulia” dibangun tahun 1405 dan musnah dilalap api pada tahun 1592 akibat invasi Jepang, dan direkonstruksi kembali pada tahun 1609. Lebih dari 300 tahun Istana Changdeok adalah pusat kedudukan kerajaan. Istana Changdeok dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.Bulguksa
Bulguksa atau “Kuil Negeri Buddha” adalah kompleks kuil Buddha yang dibangun pada masa Silla Bersatu pada tahun 751 di kota Gyeongju. Beberapa Harta Nasional Korea Selatan yang berharga tersimpan di dalam kuil ini, seperti:- Seokguram, kuil dalam gua dengan patung Buddha dan ukiran-ukiran dari granit yang sangat indah
- Pagoda Tabo dan Pagoda Seokga yang berarsitektur khas Silla, serta ruangan-ruangan kuil yang menjadi tempat peribadatan.
Tripitaka Koreana dan Haeinsa
Tripitaka Koreana adalah kitab suci Buddha yang tersusun dari ukiran tulisan di blok-blok kayu, berjumlah 81.258 buah blok kayu yang tersusun rapi. Semua tulisannya diukir dalam aksara Cina (hanja).
Haeinsa menjadi daftar Warisan Dunia di UNESCO pada tahun 1995.
Hwaseong
Benteng Hwaseong adalah sebuah benteng yang dibangun pada masa Dinasti Joseon yang terletak di kota Suwon, propinsi Gyeonggi. Rekonstruksinya diselesaikan pada tahun 1796 dan melingkupi pada tanah yang datar dan bukit-bukit sepanjang 5,52 km. Benteng ini memiliki 4 gerbang utama, sebuah gerbang air, 4 gerbang rahasia, dan sebuah menara suar.Benteng Hwaseong dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar